Skip to main content

Upacara Adat Ceprotan Pacitan


Upacara adat Ceprotan merupakan upacara adat bersih desa yang dilaksanakan setiap bulan Longkang (Selo) bulan kesebelas dalam penanggalan jawa. Upacara adat ini bertempatkan di Desa Sekar Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan, sekitar 40 km dari pusat kota. Akses jalan menuju tempat perhelatan ini sangat mudah baik dari pusat kota, Yogyakarta, ataupun Surakarta. Upacara adat ini menyuguhkan banyak hiburan untuk penonton, karena tidak hanya upacara inti saja melainkan tarian dan kesenian daerah pacitan lainya juga dipertontonkan di perhelatan ini.




Tujuan utama perhelatan ini dilaksanakan yaitu untuk menghindari datangnya bala atau malapetaka serta mempelancar kegiatan pertanian yang di lakukan oleh warga sekar dengan harapan hasil yang melimpah. Selain tujuan tersebut upacara ini juga dilakukan untuk menghormati pendiri desa sekar. Pendiri Desa Sekar sendiri adalah Ki Godeg yang juga mempunyai nama lain Panji Asmorobangun.

Menuju perjalanan masuk ke area upacara setelah parkir kendaraan kita akan disambut dengan jajanana dan barang-barang yang disuguhkan para pedagang baik di kiri maupun kanan jalan yang akan kita lewati. Jajanan yang di jual seperti lontong, pecel, kolong, sampai baju dan tas pun ada. Adanya pedagang tersebut menambah semaraknya upacara adat ini.

Sebelum upacara inti dimulai biasanya akan banyak ditampilkan tarian-tarian diantaranya adalah tarian banteng wareng, tarian surup, dan sendra tari. Sendratari yang ditampilkan menceritakan kisah bertemunya Ki Godeg atau Panji Asmorobangun seorang yang sakti mandraguna yang sedang membabat (membuka) sebuah hutan dan akhirnya bertemu Dewi Sekartaji yang mencari keberadaan Panji Asmorobangun. Karena merasa haus Dewi Sekartaji meminta air kepada Panji Asmorobangun, tidak adanya sumber air di wilayah itu akhirnya Panji Asmorobangun mencarikan buah kelapa muda yang air nya bisa diminum oleh Dewi Sekartaji.

Air kelapa yang diberikan kepada Dewi Sekartaji tidak habis diminum akhirnya Panji Asmorobangun menuangkan air tersebut sambil bersabda "Air kelapa ini akan menjadi sumber air yang tidak akan pernah kering yang kunamakan sungai sekar dan agar menjadi sumber kehidupan bila menjadi pemukiman."

Beberapa hal positif yang dapat kita ambil dari cerita sendratari tersebut, yang pertama kegigihan Dewi Sekartaji untuk menemui Panji Asmorobangun, yang kedua yaitu selalu cari opsi lain bila tidak menemukan apa yang kita cari, dengan disimbolkan  digunakanya air kelapa untuk minum Dewi Sekartaji karena sebelumnya tidak ditemukanya sumber air.

Serta pada upacara inti setelah prosesi pembacaan mantra atau doa, para pemuda Desa Sekar yang sebelumya telah dibagi menjadi dua kubu akan saling melemparkan kelapa muda yang telah dilunakan kepada sesepuh yang berada di tengah area ceprotan sampai kelapa muda itu pecah dan air nya membasahi para sesepuh yang membawa ingkung (daging ayam utuh). Setelah upacara selesai biasanya ayam utuh tersebut akan dimakan bersama-sama.

Nah...bila teman-teman tertarik untuk menonton upacara adat ini bisa mempersiapkan untuk datang ke Pacitan pada bulan longkang yah... htm nya sendiri tidak lah mahal sekitar enam ribu rupiah sudah termasuk biaya parkir kendaraan bermotor roda dua.



Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Ceprotan




Comments

Popular posts from this blog

Maitara si Pulau Seribu Rupiah!

MAITARA Pulau Maitara merupakan pulau yang masih termasuk dalam wilayah administrasi Kota Tidore Kepulauan. Pulau Maitara   terletak di antara Pulau Tidore dan Ternate. Dengan keindahanya Pulau Maitara menjadi ikon untuk mata uang seribu rupiah, karena keindahanya tak hanya wisatawan domestic tetapi wisatawan mancanegara kerap mengunjungi Pulau Maitara.Pulau Maitara dikelilingi oleh pantai pasir putih, laut di Pulau Maitara juga tak kalah indahnya. Air laut Pulau Maitara berwarna biru bersih bisa dibuktikan dengan tampak ikan-ikan kecil yang berenang selain itu pemandangan pantai terlihat alami belum tercemar sampah ataupun polusi. Pemandangan dari Pulau Maitara ke Lautan Pulau Maitara memiliki sejarah yang panjang pada masa Kolonial. Alasan utama Pulau Maitara menjadi ikon uang seribu rupiah adalah karena Portugis pertama kali menginjakan kaki di pulau ini. Selai itu juga Pulau Maitara menjadi batas kedua kesultanan, yaitu Kesultanan Tidore dan Kesultanan Ternate. Menu...

Peternakan Kuda Megastar di Batu

Peternakan Kuda Megastar yap ..itu adala nama sebuah peternakan kuda yang ada di kota nan indah dan terkenal dengan kesejukanya sebut saja little swiss "Batu". Kota yang memiliki semboyan Shining Batu tidak lah cukup diexplor hanya dengan satu hari saja karena memiliki banyak obyek wisata yang sangatlah menarik untuk dijelajahi. Pagi itu minggu 24 Juli 2016 aku dan teman kuliah ku berangkat menuju peternakan kuda yang ada di Batu tepatnya oro-oro ombo,jalibar Batu dengan menggunakan motor. Jalan-jalan spontan itu kami rencanakan satu hari sebelunya lantaran kesuntukan kami dikejar tugas kuliah yang harus dikumpulkan secepatnya tetapi tidak ada tanggal kepastian haha.. Dan setelah mandi dan berdanda kami langsung saja cabut.Dikeranakan kurang tahunya kami jalan menuju peternakan itu kami sempat salah jalan dan harus bertanya pada beberapa orang.Setelah perjuangan itu kami akhirnya sampai di loket masuk peternakan kuda tersebut. Sesampainya di depan loket masuk kami di t...